Pages

9.28.2009

Kepercayaan bukan Dibuat, tetapi...


What is TRUST? Apa sih yang dimaksud dengan PERCAYA? Kenapa banyak hal yang heboh dari yang buruk seperti hamil di luar nikah, perusahaan bangkrut dalam satu malam, bunuh diri, sampai yang baik seperti bahagia di masa depan karena memilih teman hidup yang tepat, perusahaan untung dalam satu malam, dan gak jadi bunuh diri (oke, gw emang kurang kreatif) dan semuanya terjadi hanya didasarkan pada satu kata tujuh huruf tersebut. Interesting, huh..?

Percaya menurut wikipedia adalah relationship of reliance, hubungan "ketergantungan". Ketergantungannya bahkan bisa menyamai orang yang lagi madat. Tapi kalo menurut gw, percaya artinya resiko ditanggung pemenang (hehe) tapi juga berarti PENGHARGAAN dan PENGAKUAN.

Well, di post ini gw gak pengen membahas detail tentang apa itu percaya, berasal dari bahasa mana, siapa nama orang pertama yang menemukan kata percaya atau hal-hal memusingkan lainnya. Yang pengen gw bahas adalah tentang Kepercayaan.

Apa itu kepercayaan? seperti yang udah kita pelajari di SMP, kata benda kalau diikuti imbuhan ke - an menjadikan kata benda juga (gak penting). Gak ding, imbuhan ke - an memiliki makna "berkaitan dengan" atau "berhubungan dengan". Artinya, kepercayaan masih ada hubungannya dengan percaya. (percayalah, satu paragraph ini gak penting)

Okay, here we go for serious..
Kepercayaan menentukan seseorang percaya pada orang lain atau tidak. Kepercayaan menyebabkan orang rela melakukan apapun pada orang yang ia percayai, bahkan hal-hal yang sangat amat EKSTRIM. Kok bisa? Soalnya, dia sudah percaya. Yup, se simple itu. Oleh karena itu, kepercayaan harganya SANGAT MAHAL. Seseorang yang mengkhianati kepercayaan orang lain, bisa membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk memperolehnya kembali. Bahkan dalam beberapa kasus, sampai seumur hidup tidak akan dipercaya lagi. Wew...

Oleh karena kehebatannya, banyak orang SANGAT INGIN mendapatkan kepercayaan orang lain. Banyak cara yang dilakukan seperti promosi diri, persuasif, "pamer" pengakuan pihak ketiga, keempat, kelima, ke dua puluh delapan, dll. Tujuannya satu, dipercaya. Kadang berujung ke hal yang baik, kadang tidak. Umumnya yang agak maksa tujuannya bisa baik, bisa nggak, tapi yang maksa banget rata-rata tujuannya gak beres. :P

Nah, hal ini yang gw kurang suka. Why? Gw mau cerita, gw dulu suka banget baca kungfu boy. Pasti beberapa dari lw tau kan komi itu, ato gak minimal tokoh utamanya yang bernama Chinmi. Yup, Chinmi itu bocah ahli kungfu yang sering mengembara mencari kitab suci demi mempelajari ilmu-ilmu baru, dan hanya menggunakan ilmu untuk kebaikan. Mantab.

Suatu hari, Chinmi harus mengonterogasi sebuah kota tempat kuil kounan kalo gak salah. Ya, ceritanya gak penting, soalnya uda pasti yang baik yang menang :ahaha:. Tapi yang menarik adalah scene berikut:
  • Chinmi: Oke. Aku siap membantu rencana kalian.
  • Pemimpin: Tapi kamu harus berada dalam pengawasan kami. Meskipun kamu dari Kuil Dairin, bukan berarti kami mudah percaya kepadamu.
kemudian, Chinmi pun mengangguk setuju, dan mereka bersiap untuk menyusun rencana. Namun, Liu (lupa gw namanya), teman Chinmi tersinggung dengan ucapan sang pemimpin.
  • Liu: Hei, kamu tidak tahu apa? Dia ini jauh-jauh rela untuk membantu rencana kalian. Chinmi jauh lebih hebat dari kalian. Apa maksud ucapan kalian tersebut???
  • Chinmi: (menutup mulut Liu dan berkata) Tidak apa-apa Liu. Kepercayaan itu bukan dibuat, tetapi DILAHIRKAN.
Gw terhenyak. Mata gw berkaca-kaca. Gw merenungi sedalam-dalamnya kata-kata tersebut. Baru kali ini gw baca komik sampai tersentuh seperti ini. Yup, kita tahu banget Chinmi udah dikenal hampir sejagat raya sebagai pendekar kebenaran. Kita tahu banget dia selalu berjuang untuk kebaikan, bukan kelaliman. En gw rasa pemimpin di kuil Kounan udah tau tentang Chinmi. Mungkin kalo lw jadi Chinmi, lw bakal sakit hati, pundung, akhirnya gak mau bantuin en lebih milih dagang sate madura. Bodo deh tu rencana jalan apa kagak, harga diri nomor satu coy!! But Chinmi doesn't think like that. Dia tau banget dia memang berniat baik. Dia tahu tu orang kuil juga tau tentang dirinya. Tapi, dia bersikap rendah hati dan menjunjung tinggi KEPERCAYAAN tersebut.

Kepercayaan bukan dibuat, tetapi DILAHIRKAN. Remember that, guyz! Lw gak bisa memaksa seseorang untuk percaya sama lw. Lw gak bisa membuat seorang cewek percaya dan mau curhat soal masalahnya sama lw kalo lw gak menunjukkan pribadi yang bisa dipercaya. Lw gak bisa memaksa orang untuk membantu masalah mereka kalo lw malah membuat mereka gak nyaman. Mungkin lw pernah menemukan adegan seperti ini:
"eh cerita dunk sama gw masalah lw apa"
"gak ah"
"ih kok gitu sih.. ayo deh cerita.. gw pasti bisa bantu lw"
"gak deh, nanti aja yah.. kapan-kapan"
"ih kok lw gitu sih... gak percaya ya ma gw? beneran deh gw bisa bantuin"
"NGGAK! nanti aja"
"IH MW DIBANTUIN MALAH MARAH! Yawda terserah.... gw serius mw ngasi niat baik, malah digituin. ce/co macam apa lw?!"
"Bodo ah!"
"Duhh iya deh.. jangan marah.. sorry, gw cuma beneran pengen bantuin... serius. gw care sama lw. serius. beneran gw gak da niat buruk. serius. was wes was. serius. bla ble bla. serius. . . ."

Gitu-gitu terus sampai kiamat.

Haha mungkin lw aneh baca dialog di atas. Tapi percayalah, gw pernah denger dialog seperti itu. Bahkan gw pernah kepikiran seperti itu. But now, its OVER. Change our mind! U cannot get reliance from anyone IF u force her/him. U must "bear" it. Confine the trusty, en trust will follow you.

Lahirkan kepercayaan. Gw udah mengubah diri gw menjadi orang yang melahirkan kepercayaan, bukan mencari kepercayaan. Gw menunjukkan kalau gw bisa dipercaya bukan dengan memaksa dia melihatnya, tetapi membuat dia akhirnya melihatnya. En akhirnya, cukup banyak orang yang percaya sama gw dan nyaman untuk curhat atau sekedar tukar pikiran sama gw. Kalo gw bisa, kenapa lw nggak? Jangan paksa. Lahirkan.

Hope this is useful. CMIIW.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar